Akhir Kasus Lurah Ancol Hina PPSU dengan Sebutan Orang Miskin, Sempat Mogok, Petugas Kembali Kerja

Lurah Ancol akhirnya minta maaf ke PPSU yang sakit hati disebut miskin.

Ia mengatakan tak ada niat menghina petugas PPSU.

Lurah Ancol, Bijakri Saud Maruli Manik, dan Sekretaris Kelurahan Ancol, Kenny Hutagaol, akhirnya meminta maaf kepada para petugas PPSU yang merasa sakit hati akan ucapan miskin yang diterima mereka.

Saud meminta maaf kepada para pasukan oranye hingga akhirnya para petugas PPSU mulai kembali bekerja hari ini.

“PPSU terhitung dari jam 1 siang tadi, setelah kita beri arahan bersama dengan Pak Camat, LMK, FKDM, RW, Dewan Kota serta teman-teman kelurahan,” kata Saud, Selasa (20/2/2024).

Saud mengatakan, pihaknya sudah kembali merangkul seluruh petugas PPSU Kelurahan Ancol.

Ia pun menegaskan sekali lagi telah meminta maaf kepada para pasukan oranye atas ucapannya yang menyakiti hati mereka.

“Dan kami kelurahan, saya sebagai lurah dan sekkel, menyampaikan permohonan maaf bila penyampaian selama ini ada hal-hal yang kurang berkenan ataupun menjelaskan kata miskin karena hal itu bukan untuk menghina tapi tujuan pembinaan,” kata Saud.

Setelah adanya rekonsiliasi dan permintaan maaf, akhirnya 109 petugas PPSU Kelurahan Ancol mulai kembali bekerja sejak siang tadi.

Sebelumnya, para pasukan oranye Kelurahan Ancol menggelar aksi mogok kerja pada Senin (19/2/2024) pagi.

Aksi mogok kerja itu sebagai bentuk protes para pasukan oranye terhadap Lurah dan Sekretaris Kelurahan Ancol yang dianggap telah menyakiti hati mereka dengan kata-kata miskin.

Menanggapi aksi mogok kerja itu, Lurah Saud juga menyampaikan klarifikasinya, yang mengungkapkan bahwa kata-kata miskin itu terlontar pada saat pembinaan petugas PPSU.

Kata-kata itu, ungkap Saud, dimaksudkan untuk mengimbau para petugas PPSU supaya berhenti merokok dan memakai pendapatan mereka untuk menafkahi keluarga.

Sementara itu, ucapan Sekretaris Kelurahan Ancol Kenny Hutagaol yang mengatakan miskin kepada petugas PPSU saat adanya kegiatan pangan murah disebutnya hanya sebagai bentuk candaan.

Berikut ini sosok Saud Maruli Manik, Lurah Ancol yang hina petugas kebersihan. Saud menyebut Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) di Kelurahan Ancol sebagai orang miskin.

Akibat hinaan itu, para PPSU yang biasa disebut pasukan oranye memilih mogok kerja, Senin (19/2/2024).

Sikap sombong Saud ini ternyata sudah sering dilakukan.

Akhirnya karena sudah tak tahan dengan hinaan itu, puluhan PPSU membuat aksi protes.

Mereka mengaku sering dihina oleh Saud Maruli Manik, dan Sekretaris Kelurahan Ancol Kenny Hutagaol.

“Kita minta ketegasan dan keadilan. Jadi gini, setiap apel itu Pak Lurah itu selalu memarahi kita, apalagi, yang kita nggak enak hati kan, dengan kata-kata miskin,” ucap salah satu petugas PPSU di Kelurahan Ancol, Fajar ditemui di lokasi.

Pantauan TribunJakarta.com di lokasi hari ini, puluhan petugas PPSU berkumpul tanpa menggunakan seragam.

Mereka masing-masing datang sambil membawa sapu lidi dan dibuang ke jalanan hingga berujung mogok kerja.

Menurut Fajar, aksi ini menjadi simbol protes para pasukan oranye terhadap perilaku lurah dan sekretaris kelurahan yang dianggap telah melecehkan mereka.

Bahkan, sampah-sampah di Jalan Lodan Raya dan sekitarnya juga dibiarkan berserakan begitu saja karena mereka mogok kerja.

Kata Fajar, ungkapan-unggapan yang melecehkan mereka itu sering terlontar pada saat lurah dan sekretaris kelurahan tengah memimpin apel.

Salah satunya menurut Fajar, saat Lurah Ancol menyebut salah satu petugas PPSU miskin hanya karena tidak memiliki motor.

“Contohnya PPSU miskin dilarang merokok, dia ngomong seperti, saya sempat dengar pas kita di perkumpulan kata miskin. Lalu pas kemarin Pemilu, kan kita pembagian zona, pembagian TPS, kita ditugasin di beberapa TPS. Ada salah satu teman saya yang dibagikan di RW 10, nah dia dipertanyakan itu, kamu ada motor atau tidak,” kata Fajar.

“Beliau menjawab tidak, dan dikatakan dasar kau miskin,” sambungnya.

Pernyataan serupa juga diungkap oleh Pipit Mulyaningsih, petugas PPSU lain di keluarahan yang sama.

Ia mengaku sakit hati dengan omongan-omongan yang sering dilontarkan Sekretaris Kelurahan Ancol.

Salah satunya kata dia, saat momen pembagian sembako.

“Kalau saya dengar pas pembagian sembako dari kecamatan, itu kan harus nebus Rp 100 ribu. Sedangkan dia enggak punya duit tapi dia udah dapat kupon,”

“Tapi dikatain yang miskin-miskin ke sini dulu. Maksudnya bahasanya jangan katain miskin-miskin. Itu teman kita yang dikatain miskin juga,” paparnya lagi.

Adapun dengan tindakan protes yang dilakukan itu, mereka berharap agar Lurah dan Sekretaris Kelurahan Ancol, bisa memperbaiki prilaku mereka.

Sebenarnya berapa harta kekayaan Lurah Ancol, Bijakri Saud Maruli Manik?

Berdasar Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) periode 2022, Bijakri Saud Maruli Manik tercatat memiliki harta setara dengan Rp 3,5 M atau Rp 3.565.026.186.

Harta tersebut terdiri dari beberapa tanah dan bangunan, transportasi, hingga harta bergerak lainnya.

Tanah Seluas 224 m2 di Kab/Kota Bekasi, hasil sendiri Rp 200.000.000

Tanah Seluas 9.424 m2 di Kab/Kota Pakpak Bharat, hasil sendiri Rp 150.000.000

Tanah Seluas 400 m2 di Kab/Kota Pakpak Bharat, warisan Rp 6.000.000

Tanah Seluas 640 m2 di Kab/Kota Pakpak Bharat, hasil sendiri Rp 30.000.000

Tanah Seluas 1.138 m2 di Kab/Kota Dairi, warisan, Rp 60.000.000

Tanah Seluas 3.062 m2 di Kab/Kota Dairy, warisan Rp 190.000.000

Bangunan Seluas 36 m2 di Kab/Kota Jakarta Pusat, hasil sendiri Rp 1.200.000.000

Selain itu ia juga memiliki transportasi berjenis Motor Yamaha 2DP-RA A/T Tahun 2019,

dan mobil Toyota Rush dengan total senilai Rp 222.000.000,

harta bergerak lain senilai Rp 23.879.900, serta kas dan setara kas senilai Rp 407.852.269.

Saud Maruli Manik tercatat juga memiliki hutang senilai Rp 424.705.983.

Sehingga apabila ditotal, Saud Maruli Manik memiliki harta kekayaan Rp 3.565.026.186

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*