First Republic Bank mampu menghindari kebangkrutan setelah 11 bank Amerika Serikat (AS) sepakan untuk memberikan total pinjaman US$ 30 miliar (Rp 450 triliun) untuk mengembalikan kepercayaan nasabah dan meredam kekhawatiran investor. Dari nyaris selusin bank AS yang berpartisipasi, JPMorgan menjadi yang paling penting.
JPMorgan yang merupakan bank dengan aset terbesar di AS bergerak bersama eksekutif lain dan regulator untuk menghentikan penyebaran kepanikan di kalangan deposan dan investor menyusul gagalnya Silicon Valley Bank (SVB).
Usaha penyelamatan First Capital dimulai hari Selasa (14/2), kala Menteri keuangan AS Janet Yellen bertemu dengan bos JPMorgan Jamie Dimon, menurut keterangan sumber Wall Street Journal (WSJ) dan Financial Times (FT).
Lewat beberapa panggilan telepon pada hari Selasa, Menteri Keuangan AS Janet Yellen, ketua Federal Reserve Jerome ‘Jay’ Powell dan bos JPMorgan Chase Jamie Dimon membahas gagasan terkait potensi sejumlah bank besar AS lain untuk membantu meningkatkan kepercayaan publik pada sistem keuangan.
Tiga J (Janet, Jay dan Jamie) mengambil saran dari pengacara perbankan kawakan Rodgin Cohen dari Sullivan & Cromwell, melemparkan ide untuk menopang First Republic dengan simpanan tambahan, mengurangi kemungkinan penjualan murah aset-aset perusahaan.
JPMorgan Chase yang merupakan penasihat First Republic, meminta para bankirnya untuk menggalang dukungan. Pada Rabu pagi, tiga pemberi pinjaman terbesar AS lainnya yakni Bank of America, Wells Fargo, dan Citigroup bergabung. Sementara para bankir JPMorgan melakukan pendekatan awal, sebagian besar percakapan adalah antara para CEO.
Jamie dan Janet kemudian kembali bertemu di Washington dua hari setelahnya untuk membahas perincian penting sebelum konsorsium bank AS mengumumkan pada hari Kamis (16/3) bahwa mereka telah setuju untuk menyetor US$ 30 miliar ke pemberi pinjaman skala regional yang kian terkepung.
JPMorgan Chase, Citigroup Inc., Bank of America Corp. dan Wells Fargo & Co. masing-masing setuju meminjamkan US$ 5 miliar simpanan yang tidak diasuransikan ke First Republic. Morgan Stanley dan Goldman Sachs Group Inc. masing-masing mengeluarkan US$ 2,5 miliar, sementara lima bank lainnya memberikan kontribusi masing-masing US$ 1 miliar.
Pinjaman tersebut tidak terikat dengan kesepakatan khusus dan mendapatkan tarif yang sesuai dengan deposan bank lainnya.
Pergerakan lincah bos JPMorgan mengingatkan pada ‘drama’ sistem perbankan selama krisis keuangan tahun 2008, ketika Jamie Dimon berperan sebagai penyelamat dengan membeli Bear Stearns dan kemudian Washington Mutual yang merupakan kegagalan bank terbesar di AS
Aksinya dalam krisis 2008 diikuti oleh tuntutan hukum, kerugian dan tekanan politik. Jamie Dimon mengatakan dia tidak akan mau lagi melakukan kesepakatan penyelamatan yang dipimpin pemerintah.
Menteri Keuangan AS Yellen kembali meyakinkan deposan yang gelisah dalam kesaksian kongres hari Kamis. “Orang Amerika dapat merasa yakin bahwa simpanan mereka akan tersedia saat mereka membutuhkannya,” katanya.
Saham First Republic naik 10% pada hari Kamis, membalikkan penurunan dari hari sebelumnya telah turun lebih dari 60% karena dibayangi berita buruk dan kejatuhan SVB.