Diam-diam, Saham Perusahaan Kerajaan UEA Terbang 42.000%

Indonesia's Coordinating Minister of Maritime Affairs and Investment Luhut Pandjaitan walks with United Arab Emirates President Sheikh Mohammed bin Zayed Al-Nahyan as he arrives at Ngurah Rai International Airport ahead of the G20 Summit in Bali, Indonesia November 14, 2022. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana/Pool

Tiga tahun lalu, International Holding Company (IHC) hanya perusahaan kecil yang menjalankan bisnis budidaya ikan, makanan, dan real estate. Kala itu, perusahaan hanya mampu mempekerjakan 40 orang. Saat ini, kapitalisasi pasar grup bisnis yang terdaftar di bursa sahm Abu Dhabi telah mencapai US$ 240 miliar (Rp 3.720 triliun) atau sekitar 40% dari kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia.

Transformasi luar biasa terjadi dalam waktu singkat luput dari pandangan investor khususnya dari di luar Uni Emirat Arab. Bahkan para bankir UAE dan kawasan Timur Tengah sendiri masih belum memahami secara gamblang bagaimana perusahaan dapat berubah signifikan dalam kurun waktu tiga tahun.

Pertumbuhan dramatis IHC membuat perusahaan tersebut kini berkontribusi atas sepertiga dari FADX 15, indeks patokan ADX Abu Dhabi Securities Exchange. Karena harga sahamnya telah melonjak 42.000% sejak 2019, perusahaan ini menjadi perusahaan publik terbesar kedua di Timur Tengah setelah Saudi Aramco.

Melansir Financial Times, Syed Basar Shueb, yang menjabat sebagai kepala eksekutif IHC pada pertengahan 2019 mengungkapkan serah terima lebih dari 40 perusahaan, yang jika digabungkan bernilai US$ 4,7 miliar menjadi alasan utama. Perusahaan tersebut diperoleh IHC dari Royal Group, konglomerat bisnis Abu Dhabi milik kerajaan.

Namun hak itu hanya dapat menjelaskan sebagian dari cerita, mengingat total aset IHC saat ini telah menggelembung dari US$ 215 juta pada akhir 2018 menjadi US$ 54 miliar pada kuartal ketiga tahun 2022.

Menurut perusahaan, hal ini terjadi karena pertumbuhan signifikan dari bisnis yang sekarang dikendalikannya. Petinggi perusahaan menyebut bahwa mereka tidak membagikan dividen dalam dua tahun terakhir dan memilih untuk menginvestasikan kembali keuntungan yang diperoleh.

“Kami mencoba membuat raksasa di sini. . . raksasa dunia,” kata Shueb, dilaporkan Finansial Times.

Namun, sejumlah pihak lain ikut memberikan penjelasan alternatif dan memandang IHC sebagai contoh hubungan yang semakin kabur antara bisnis dan penguasa di Abu Dhabi, ibu kota UEA dan anggota federasi terkaya negara tersebut. Transformasi gila-gilaan tersebut juga memicu pertanyaan tentang transparansi.

Kekhawatiran tentang pertumbuhan kapitalisasi pasar IHC yang spektakuler membuat pejabat di anggota federasi tetangga, Dubai, tidak lagi mempertimbangkan kemungkinan untuk penggabungan pasar sahamnya di masa, menurut pengakuan sumber.

Bursa saham Abu Dhabi (ADX) saat ini memiliki 73 perusahaan dengan kapitalisasi pasar US$ 715 miliar (Rp 11.098 triliun). Sementara itu, bursa saham Dubai (Dubai Financial Market/DFM) dengan jumlah perusahaan nyaris tiga kali lipat pencatatan ADX, hanya memiliki kapitalisasi pasar US$ 158 miliar.

Transformasi perusahaan terjadi seiring dengan periode kepimpinan Sheikh Tahnoon bin Zayed al-Nahyan, salah satu tokoh sentral paling kuat di Abu Dhabi, menjabat sebagai ketua dewan perusahaan pada tahun 2020. Selain menjadi penasihat keamanan nasional UEA, dia adalah saudara kandung dari presidennya, Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan, yang juga bertugas mengawasi gurita bisnis kerajaan.

Selain perannya di IHC, Sheikh Tahnoon juga mengetuai pengelola dana abadi kerajaan, ADQ. Kendaraan investasi tersebut, meski masih berumur belia namun semakin aktif menanamkan modalnya termasuk di Indonesia. ADQ dikabarkan turut berinvestasi di IKN.

Sheikh Tahnoon juga merupakan pengendali Royal Group, perusahaan induk yang memiliki 62% saham IHC. Sekitar 24% saham IHC beredar bebas, dengan mayoritas atau lebih dari 90% investor dari Teluk.

Saat ini fokus bisnis IHC adalah pada teknologi, perawatan kesehatan, real estat, konstruksi, makanan dan agribisnis, serta investasi umum. Secara geografis, perhatiannya IHC tertuju pada kawasan Asia dan Amerika Latin dan sedang mencari kesepakatan di pasar yang beragam seperti Turki dan Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*