Startup ritel kacamata asal India, Lenskart, mengumumkan pendanaan US$500 juta (Rp 7,7 triliun) dari Abu Dhabi Investment Authority (ADIA). Kucuran modal tersebut lebih besar dari investasi ADIA di GoTo.
Lenskart mengumumkan kesepakatan pendanaan dari ADIA pada Rabu (16/3/2023). Investasi tersebut menjaga valuasi startup tersebut di level US$ 4,5 miliar.
Pendanaan yang diterima Lenskart melampaui modal yang disuntikkan ADIA ke GoTo pada 2021. Perusahaan investasi milik pemerintah Abu Dhabi tersebut berinvestasi US$ 400 juta (Rp 6,17 triliun) di GoTo.
Investasi ADIA termasuk pengambilalihan sebagian saham milik investor terdahulu Lenskart. Menurut TechCrunch, Lenskart telah menggalang dana US$1,5 miliar sejak berdiri 12 tahun yang lalu.
Investor terdahulu Lenskart termasuk SoftBank dan Alpha Wave Global. Startup ini menjual kacamata, kacamata hitam, lensa kontak, dan aksesori lainnya.
Lenskart berhasil menjadi peritel aksesori mata nomor satu di India dengan menawarkan produk premium di tingkat harga yang lebih terjangkau.
Startup ini mampu menawarkan produk di harga yang lebih rendah karena model bisnisnya yang efisien. Selain memproduksi sendiri bingkai kacamata dan lensa kontak, Lenskart juga berhasil menjalin kemitraan eksklusif dengan brand dari luar India.
Dari 2.000 toko milik Lenskart di India, Asia Tenggara, dan Timur Tengah, 75% berlokasi di negara asalnya.
Lenskart berambisi membuka 7 toko baru setiap pekan dan berencana memproduksi 20 juta pasang kacamata pada 2024.
The startup is opening more than seven stores a week and plans to manufacture 20 million pairs of glasses next year, he said.
Menurut TechCrunch, pendapatan Lenskart mencapai US$ 180 juta selama 12 bulan yang berakhir pada Maret 2022. Tiap bulan, operasional perusahaan menyedot US$ 50 juta dari kas perusahaan.
CEO Lenskart Peyush Bansal mengklaim Lenskart telah meraih profit.