Lika-liku transaksi janggal di Kementerian Keuangan senilai Rp 300 triliun kembali bergulir setelah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud Md kembali menyinggung persoalan itu.
Mahfud mengatakan, temuan itu tidak hanya bisa berakhir pembahasannya setelah Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana menyambangi Kementerian Keuangan awal pekan ini untuk menjelaskan masalah itu.
Saat pertemuan di Kementerian Keuangan pada Selasa (14/3/2023) Ivan menegaskan, nilai total transaksi periode 2009-2023 itu bukan lah korupsi ataupun tindak pidana pencucian uang (TPPU) pegawai Kemenkeu melainkan kasus yang tengah disidik Kemenkeu.
Tapi, Mahfud enggan percaya begitu saja kesimpulan yang disampaikan Ivan terhadap hasil analisis transaksi mencurigakan itu. Ia menganggap, sebetulnya transaksi Rp 300 triliun itu masih belum jelas kasusnya apa sebab nama-nama orang yang terindikasi itu terpampang jelas dan belum diperiksa.
“Di sana ada permyataan bahwa itu bukan korupsi dan bukan TPPU. Oke itu bukan korupsi dan bukan TPPU. Tapi itu apa namanya kalau ada belanja, ada transkasi aneh, kok bukan korupsi, kok bukan TPPU,” kata Mahfud dalam keterangan videonya dari Australia, dikutip Jumat (17/3/2023).
Oleh sebab itu, ia berjanji akan menemui Menteri Keuangan Sri Mulyani lagi sepulangnya dari Australia pada Senin (20/3/2023). Setelah itu ia dan Sri Mulyani akan memberikan keterangan sejelas-jelasnya terhadap transaksi mencurigakan itu.
“Sesudah saya pulang ke Indonesia nanti kita jelasin. Katanya bukan korupsi, bukan TPPU, terus apa? kan sudah jelas angkanya, angkanya sekian, ada namanya, itu apa?” tegas Ketua Komite Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Komite TPPU) itu.
Mahfud menekankan, kasus ini tidak akan pernah bisa ditutup-tutupi lagi karena sudah ia sampaikan secara detil ke publik. Baik dari sisi nominal, periode transaksi, hingga deteksi transaksi yang mayoritas berada di Direktorat Jenderal Pajak maupun Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
“Tunggu saja hari senin saya sudah di Jakarta, sudah ketemu Bu Sri Mulyani, berita itu tidak akan bisa ditutupi, dan itu tidak bisa direm karena sudah muncul ke publik, harus jelas itu uang apa, dan tidak bisa berhenti di situ, publik sekarnag tidak bodoh, orang Australia saja tahu, apalagi yang di sana,” ujar Mahfud.
Ia menekankan, kasus ini harus ia sampaikan ke publik karena Menteri Keuangan Sri Mulyani sudah sejak lama mati-matian berusaha membersihkan Indonesia, termasuk Kemenkeu dari perilaku koruptif. Namun, perilaku anak buahnya masih saja kerap kali tersandung kasus-kasus seperti itu.
“Jadi jelas itu akan selesai dan percayalah itu karena niat baik kami, saya dan bu Sri Mulyani teman baik dan kami selalu bicara bagaimana menyelesaikan itu, ibu sudah habis habisan begitu, pada begitu. Nih saya kasih, saya yang teriak, begitu, kan perkembangannya positif,” tegas Mahfud.